Seminar Outlook Property Indonesia 2015
“Tantangan Ekonomi dan Prospek Bisnis Properti
Indonesia 2015”
Pemilihan umum (pemilu) sudah berakhir secara demokratis, hal ini cukup menggembirakan disaat semua sektor bisnis sebelumnya menunggu ketidakpastian. Sekarang di era pemerintahan baru, para pelaku bisnis khususnya bidang property berharap ada gebrakan kebijakan yang mendukung tumbuhnya sektor properti.
Kondisi sektor properti sekarang ini dihadapkan pada masalah spekulasi harga tanah yang terus melambung terutama di perkotaan, sehingga semakin menyulitkan daya beli masyarakat menengah-bawah, karena harga produk properti menjadi tinggi. Ditambah dengan problem pembiayaan yang dikeluarkan Bank Indonesia yaitu Loan To Value (LTV) yang mewajibkan pengembang membangun terlebih dahulu unit propertynya kemudian mendapat fasilitas pembiayaan dari Bank. Dari sisi konsumen besaran uang muka menjadi lebih besar untuk pembeli pada rumah pertama sedangkan yang rumah kedua akan lebih besar lagi, menimbang plus minusnya, hal ini tentunya menghambat laju penjualan produk properti.
Disaat yang sama masalah klasik sektor properti seperti; perijinan, perpajakan dan pertanahan masih belum juga mendapat perhatian dari Pemerintah. Sehingga seringkali biaya awal yang dikeluarkan para pengemban menjadi membengkak. Begitu juga dengan dampak disatukannya Kementerian Pembangunan Umum (PU) dan Perumahan Rakyat (PERA), dimana seluruh urusan perumahan rakyat akan dianggap menjadi urusan infrastruktur padahal ini akan semakin menyulitkan sektor properti menjadi lebih baik lagi.
Tantangan kedepan bisnis sektor properti dan di semua sektor bisnis lainnya menyangkut rencana kenaikan harga bahan bakar minya (BBM). Dampak kenaikan harga BBM ini tentunya akan mempengaruhi harga material bangunan sehingga semakin meningkatkan harga produksi. Jika tidak diantisipasi dengan baik sektor properti bisa mengalami crash, karena supply terlalu banyak sedangkan demand tidak sanggup menyerap pasokan yang ada. Oleh karena itu memproyeksi rencana bisnis properti disaat-saat kondisi yang tidak mendukung tersebut sangat penting dilakukan.
Prospek bisnis properti di Indonesia tetap menarik, mengingat Indonesia memiliki jumlah penduduk yang terbanyak di Asia Tenggara, Kawasan potensial yang tersebar di beberapa koridor ekonomi, perbandingan harga properti dengan negara lain juga masih rendah, begitu juga dengan destinasi wisata yang belum terkelola dengan baik.
Untuk itu perlu ada terobosan agar investor asing maupun lokal bisa masuk menanamkan modalnya disektor properti Salah satu caranya dengan membuka kran kepemilikan asing. Wacana ini masih debatable dikalangan pemegang kebijakan padahal prakteknya sudah banyak dilakukan terutama transaksi properti asing di Bali yang menggunakan nominee. Di negara tetanggapun praktek kepemilikan asing sudah diberlakukan sejak lama. Di Indonesia masih banyak kekahawatiran adanya dominasi asing, monopoli dsb. Padahal yang perlu dilakukan adalah membuat peraturan teknis yang jelas sehingga dapat memagari semua kekhawatiran tersebut.
Selanjutnya setelah investor asing maupun lokal mulai melirik Indonesia, kemampuan birokrasi dalam mengelola perijinan perlu diperhatikan. Kendala utama pengembangan bisnis properti dilapangan menyangkut perijinan yang highcost, tidak adanya terobosan pemerintah daerah dalam membuat peraturan daerah (Perda) terkaiat produk proeprti dan perijinannya, masih menjadi kendala utama pengembangan properti dimasa-masa mendatang. Untuk itu perlu ada sistem kemitraan yang strategis antara dunia usaha khususnya bidang properti dengan pemerintah. Banyak kemitraan strategis yang berhasil mengelola aset daerah.
Untuk menyoroti dan membahas seberapa jauh daya tahan sektor properti nasional, Bisnis Indonesia dan Reinco Strategic menggelar Forum Bisnis dan Properti “Property Outlook 2015 :
“Tantangan Ekonomi dan Prospek Bisnis Properti Indonesia 2015”
Target Peserta
--> Anggota Real Estate Indonesia (REI) se-Indonesia
--> Anggota APPERSI- Se- Indonesia
--> BUMN Properti dan Kontraktor
--> Konsultan Properti
--> Lembaga Pembiayaan dan Perbankan
--> Investor Property
--> Masyarakat Umum dan Akademisi
RESSCODE : Batik
WAKTU DAN TEMPAT :
Kamis, 18 Desember 2014
Wisma Bisnis Indonesia,lt.8
Jl. K.H. Mas Mansyur No.12A
Jakarta Pusat 10220
Untuk informasi dan pendaftaran silahkan menghubungi :
Bisnis Indonesia Learning Center (Bilec)
Support : 021-579 01023 Ext.624
Email : bisnisindonesia.bilec@bisnis.co.id
dengan format :
Nama Lengkap Anda - Perusahaan - No HP